Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tour de Jakarta, Eksplorasi Performa Hayate Menembus Kemacetan Jakarta


PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengajak para jurnalis untuk menjajal performa skubek terbaru mereka, Hayate melalui acara bertajuk Tour de Jakarta.

Acara ini berkonsep reli wisata mengelilingi Jakarta yang diikuti oleh sekitar 30 jurnalis, yang dibagi menjadi 7 kelompok. Nah, bagaimana impresi Hayate saat dikendarai di kondisi jalanan ibukota? Yuk, kita bahas di sini.

"Acara ini sengaja kami laksanakan untuk membuktikan kehandalan Hayate di jalanan ibukota yang dikemas fun dan santai. Alasan kami memilih kota Jakarta karena Hayate diplot sebagai  motor kota yang stylish," ungkap Victor Assani, Marketing R2 PT SIS.

Rute pertama, dari start di kawasan Rasuna Epicentrum, motorplus-online diminta menuju check point pertama, yakni SPBU Kuningan. Perjalanan menuju kesana, para peserta langsung disuguhi jalanan padat di Kuningan.

Hayate terbilang nyaman dikendarai dalam kondisi jalan padat. Handlingnya tetap lincah meski bodinya bongsor. Setang yang tidak terlalu lebar juga membuat pengendaranya tetap yakin berada di jalanan sempit saat macet.

Layaknya reli wisata pada umumnya, untuk menuju ke titik check point peserta diwajibkan untuk memecahkan petunjuk yang diberikan panitia. Dan kali ini, petunjuk mengarah ke suatu distro di Tebet Utara.

Perjalanan menuju Tebet juga didominasi kondisi macet. Sesampainya di Tebet, motorplus-online diwajibkan memecahkan teka-teki yang akhirnya mengarah ke sebuah minimarket di depan Taman Menteng.

Kali ini, motorplus-online melalui rute Tebet-Manggarai-Menteng yang terbilang cukup lengang. Dan hasilnya, dengan bobot pengendara mencapai 96 kg, Hayate masih mampu dikebut hingga 100 km/jam. Dan itu belum top speed loh! rasanya masih bisa lebih kencang lagi. Asiknya lagi, Hayate selalu menjadi pusat perhatian biker lain saat lampu merah.

Setelah menyambangi Menteng, lokasi yang harus motorplus-online datangi adalah Kota Tua. Saat perjalanan melalui Gambir, kemampuan merebah bersama Hayate diuji. Tikungan di daerah ini memang cukup menantang, lebar dan aspalnya relatif halus.

Hasilnya motor Irfan Bachdim ini tak mengalami gejala limbung. Dua suspensi di roda belakang terbukti tidak hanya mampu meredam getaran jalan bergelombang, tapi juga mampu menahan bobot motor saat menikung.

Dari Kota Tua peserta reli wisata diminta kembali ke kawasan Rasuna Epicentrum, perjalanan menuju ke sana tergolong berat. Maklum bersamaan dengan jam pulang kerja.

Selain itu, konsumsi bensin juga terbilang irit. Menempuh jarak 57 km, bensin yang terpakai hanya 1,6 liter. Artinya satu liter bahan bakar bisa dipakai untuk menempuh jarak 35,6 kilometer.