Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trail - Motocross dan Supermoto

Trail - Motocross dan Supermoto
Bagi Anda yang sempat menyaksikan film nasional Ali Topan Raja Jalanan versi original yang kondang di kisaran tahun 70an tentu akrab dengan kendaraan yang satu ini. Trail. Yup, kendaraan roda dua berpostur jangkung yang aslinya untuk kegunaan di medan tanah/ off road, oleh si Ali Topan, tokoh utama film tersebut digunakan untuk menyusuri jalanan ibu kota yang akhirnya menjadikan Trail menjadi motor yang cukup kondang di masa itu.



Kini, setelah beberapa tahun berselang, Trail kembali marak menghiasi jalanan ibu kota dengan dandanan yang juga tak kalah menarik, terutama setelah merk Hyosung Bosowa RX125 datang menemani Suzuki TS yang lebih dulu ada di pasaran. Umumnya ada dua dandanan yang bisa diaplikasikan di Trail, yaitu gaya Motocross dan gaya Supermoto. Menurut Mas Oni, salah satu pengguna Trail modifikasi, perbedaan mendasar pada kedua gaya tersebut hanya terletak pada penggunaan ban dan velg.

Jika gaya motocross menggunakan ban bermotif kasar, di supermoto justru sebaliknya, menggunakan ban bermotif halus. Untuk velg sendiri jika motocross menggunakan velg 21? di bagian depan dan 18? di bagian belakang, supermoto menggunakan velg 17? di kedua rodanya. Untuk bagian mesin, umumnya yang dimodifikasi tidak terlalu extreme, hanya terkonsentrasi untuk peningkatan performance saja. Misalnya penggantian piston dan knalpot. Untuk handling-nya, penggantian sektor suspensi dan penggunaan velg dan ban yang bertapak lebih lebar juga layak untuk dilakukan.

Sebenarnya kedua gaya modifikasi (motocross dan supermoto) ini sah-sah saja untuk dipilih sesuai pribadi yang bersangkutan dan sesuai kebutuhan dari sang pemilik. Kelebihan dari kedua jenis modifikasi ini selain bisa digunakan untuk fun dan pleasure seperti bermain di hutan dan off road untuk motocross dan supermoto, atau juga bermain freestyle untuk supermoto, kedua gaya ini juga tetap layak untuk dipakai harian. Dan karena motornya besar dan kokoh sudah pasti lebih gaya dan keren dilihatnya, dan

berkesan gagah tentunya.

Freestyle

Freestyle, sebuah ?mainan? baru yang sedang cukup heboh di Jakarta. Dengan menggunakan motor sebagai medianya, inti dari freestyle ini adalah mengontrol motor semaksimal mungkin dengan gaya-gaya yang cukup ekstrem kalo tidak mau dibilang berbahaya. Untuk ?mainan? ini setiap jenis motor bisa digunakan, karena yang memegang peranan paling penting adalah si pengemudi motor itu sendiri.

Syaratnya ngga aneh-aneh kok, punya nyali, mau belajar, punya keseimbangan dan jangan takut jatuh, itu saja?, ujar Larry, salah satu pelaku freestyle ini. Anggota CAOS yang sudah menekuni freestyle sekitar satu setengah tahun ini menambahkan, ?Pokoknya yang paling penting kita harus relaks dan senyawa dengan motor kita, kalau sudah senyawa, kita mau apain aja motor itu pasti ikut, pas menekan remnya juga jangan terlalu nafsu, biasa saja, cara membuka gas juga pelan-pelan?, ujarnya berbagi tips.




Untuk motornya sendiri, modifikasi yang dilakukan umumnya tidak terlalu ekstrem, dan lebih berkonsentrasi di factor safety, seperti rem dibuat lebih pakem, angin ban diatur supaya ban tidak mengunci kala mengerem, atau penambahan wheelie bar di bagian belakang untuk pemula. Sedangkan untuk mesin, kebanyakan standar, paling gear saja diganti dengan yang lebih besar.

Ada beberapa trik yang cukup sering ditampilkan dalam freestyle ini, diantaranya yaitu: Stoppie (mengangkat ban belakang setinggi-tingginya dengan menggunakan rem depan), Wheelie (mengangkat ban depan sambil motor tetap berjalan), Burn Out (ban belakang berputar tetapi kondisi motor tetap diam, sehingga ban belakang mengeluarkan asap), Sliding (mengerem sambil motor dimiringkan ke kanan atau kekiri), dan masih banyak lagi. Walaupun tergolong cukup baru, ?mainan? yang satu ini ternyata cukup banyak mendapat atensi masyarakat. Namun ingat, freestyle memerlukan keahlian khusus dalam penerapannya, mohon jangan mencobanya di sembarang tempat jika belum professional.

http://motorplus.otomotifnet.com